Cari Blog Ini

Senin, 29 Maret 2010

cerita cinta homoseks SMP

Ternyata Allah selalu memberikan sesuatu yang lebih terhadapku. Dibandingkan dengan teman-temanku, aku termasuk beruntung karena bisa memasuki sekolah paling favorit di kotaku. Sebenarnya aku tidak ingin masuk sekolah itu karena tidak ada teman SD yang masuk ke sekolah itu. Tapi keluargaku, terutama kakakku terus memberi semangat. Akhirnya aku menjalani kehidupan sekolah menengah pertama di sekolah itu.
Pada saat kelas 1 SMP aku mengenal seorang teman laki-laki bernama R. Anaknya cukup tampan menurutku, dan kami mulai dekat karena seringnya pulang sekolah bersama, ya meski rumah kami berjauhan tapi masih searah. tapi kedekatan kami tidak sampai terlalu jauh, kami hanya berteman saja. aku tidak berani berkata kepadanya kalau aku mulai menyukainya dan merasa nyaman dengan kedekatan ini. Suatu ketika aku bercerita kepada salah satu anggota keluargaku kalau aku dekat dengan anak tersebut, ternyata tidak ada pendapat atau tanggapan dari salah satu anggota keluargaku tersebut. Siapa sebenarnya yang aku ceritain aku lupa. He...he...he
Sejak aku bercerita tapi tidak ditanggapi apa-apa itu, aku mulai tertutup terhadap keluargaku. Aku tidak pernah cerita apa-apa lagi mengenai kehidupanku.
Setelah sekolah berjalan lebih lama lagi aku mulai merasa suka dengan salah satu siswa cewek di kelasku. Menurutku anaknya sangat cantik, ceria, dengan pipi yang menggemaskan dan kulitnya yang putih. Ya maklum dia anak Manado aslinya, orang Manado kan terkenal memiliki kulit yang sangat bersih dan mulus. Tapi aku tidak pernah menyatakan perasaanku padanya karena aku tidak berani. Selain karena takut dengan orang tuanya karena kami masih muda, aku juga tidak yakin karena kami beragama berbeda. Aku seorang muslim, tapi dia katolik. Akhirnya rasa cinta yang ada terus aku simpan dalam hatiku. Pada saat kelas 3 SMP aku ingat betul seorang teman sebangku aku menemukan sebuah buku di rumahnya, sebuah buku yang sudah koyak dan menguning. Ternyata itu adalah sebuah buku stensil. Isi buku itu menceritakan petualangan seorang yang maniak sex. Dalam buku itu diceritakan seorang lelaki yang sangat suka melakukan hubungan seksual dengan berbagai wanita yang dia temui yang mau bercinta dengannya. Tiap kali aku dan temanku membaca selalu saja kami jadi horny karena membayangkan bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Tapi dalam bayanganku yang jauh lebih menonjol adalah bagaimana perawakan dan “barang” si cowok. Aku membayangkan bagaimana bentuk tubuhnya dan berbagai gaya bercinta yang dilakukannya kepada para cewek itu, membayangkan kalau yang jadi cewek adalah aku. Aku ingn sekali bercinta dengan cowok itu. Itu selalu ada dalam bayanganku, dan bayangan itu selalu menjadi teman pengantar tidurku.
Dasar mungkin memang aku ditakdirkan untuk menjadi seorang bisex, pada kelas 3 SMP saat hormon bergejolak dan aku sangat ingin bercinta dengan pria yang ada dalam bayangan ku, bahkan aku juga ingin merasakan bercinta dengan teman-teman yang menurutku sangat rupawan, aku jatuh cinta pada seorang cewek yang sekelas. Anaknya sangat pandai, bahkan ranking di kelas 3 ini aku kalah darinya. Anaknya cantik, tinggi, putih, dan yang penting smart. Aku sangat suka dengan cewek yang smart.
Pada saat aku kelas 3 ini aku lebih berani lagi menunjukkan perasaanku padanya. Aku sering mengajakanya untuk jajan bareng saat istirahat, dan mengobrol dengannya membuatku sangat nyaman dan ingin terus bersama dengan dia. Pada saat yang sama ternyata ada seorang cewek yang menyukaiku.
Cewek yang menyukai aku ini sangat akrab denganku, bahkan orang tuanya pun sudah sangat akrab denganku, tapi dari awal aku sudah menganggap dia sebagai sahabat terbaikku. Bahkan aku pernah bilang padanya aku aku mencintai cewek yang pintar tadi. Dia selalu tidak habis pikir dengan tindakanku. Menurutnya dia bahkan tidak lebih cantik, jadi kenapa aku memilikih cewek pintar tadi?
Suatu ketika dia menyatakan kalau doia mencintai aku. Aku hanya bisa berkata kepadanya kalau aku menganggap dia sebagai sahabat atau mungkin lebih dari itu, namun tidak sebagai pasangan. Beberapa waktu berlalu, seorang temanku yang cowok meminta bantuanku untuk dekat dengan sahabatku itu. Sebenarnya cowok ini cukup terkenal di sekolah, banyak sekali cewek yang suka dengan dia. Bahkan aku pun mungkin kalau dia bilang cinta padaku, aku tidak akan menolaknya (maruk banget ya aku neh, ka...ka...ka). Dia juga aktivis di OSIS jadi kalau popularitas tentu saja aku kalah pamor dengan dia. Setelah itu aku menjelaskan pada sahabatku bahwa cowok ini suka padanya. Tapi sahabatku tetap kekeh dengan pendiriannya, dia mencintaiku. Dia menginginkan aku, bukan cowok itu. Sebenarnya aku merasa sedih dengan kondisi ini. Ada seseorang yang mencintaiku, tapi aku tidak mencintainya. Dan mungkin jahat karena aku berusaha menjodohkannya dengan orang lain, tapi tidak ada maksud jahat, aku hanya ingin dia bahagia. Tapi yang terjadi tidak sebaik yang aku inginkan, setelah kami lulus SMP dia memilih sekolah yang berbeda dengan aku dan cowok yang suka terhadapnya. Padahal sekolah yang aku dan cowok tadi pilih sebenarnya sekolah SMA terbaik di kotaku.
Sahabatku meilih sekolah yang berjarak sangat jauh, perlu dua kali naik angkot untuk sampai di sekolah pilihannya. Aku merasa sangat bersalah kepadanya. Mungkin dia benci padaku dan ingin menghindar dari cowok yang suka dengannya. Yah setidaknya itulah yang ada dalam pikiranku. Aku tidak pernah kontak lagi dengannya sejak saat itu hingga sekarang. dari sini para pembaca pasti jadi tahu kalau aku benar-benar seorang bisex sejati. aku suka cewek dan cowok dalam waktu yang bersamaan. benar-benar gila. tapi apa mau dikata lagi, aku tidak bisa mengendalikan ini semua. pada saat SMP ini aku tidak pernah melakukan aktivitas sexual apapun, bahkan cuma ngocokpun aku tidak pernah. aku anak yang baik kan? ya setidaknya begitulah penilaian setiap orang terhadapku. mungkin itu pula yang membuatku bisa dekat dengan banyak cewek dan banyak diantara mereka yang suka terhadapku. (narsis abis neh aku jadinya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pembaca silahkan kasih komentar buat cerita hidup saya ini. saya sangat mengharapkan komentar pembaca sehingga bisa menjadi bahan pelajaran buat saya. terima kasih.