Cari Blog Ini

Jumat, 02 April 2010

sodara sehati dalam hidupku

1. My first brother
Suatu ketika aku mecoba cek situs jejaring sosial yang awal-awal dulu booming sebelum facebook merajai situs jejaring semacam ini karena fasilitas yang ditampilkan lebih banyak. Apalagi kalau bukan friendster, he…he…he.
Setelah klik sana sini ternyata aku sampai di sebuah laman yang menayangkan tentang grup. Di sana ada banyak komentar tentang sesuatu termasuk ya, kata-kata jorok yang memancing ke-arah sebuah kejadian yang sangat nikmat. Ka…ka…ka. Aku melihat ada seseorang yang menulis kata-kata kalau dia pengen (tiiit…!!!!!......lembaga sensor yang bunyi). Selain itu dia juga meninggalkan nomor HP di sana. Kupikir, waha sepertinya aku menghubungi dia saja siapa tahu bisa jadi pacarku di dunia nyata. Ya maklum lah selama ini aku hanya mempunyai pacar digital, lewat friendster, sms, dan telepon saja. Tu karena dia stay di daerah yang cukup dekat dengan tempat tinggalku.
Setelah itu aku menghubunginya. Setelah sepakat untuk bertemu kami bertemu dalam sebuah parade yang ada di kota malang ini. Parade ini berisi banyak muatn sejarah. Parade ini dinamai malang tempo dulu. Disitu kami jalan berdua, banyak bercengkrama dan menilai ini dan itu yang ada di sana.
Orang yang aku temui ini ternyata masih seorang mahasiswa semester pertengahan di salah satu universitas swasta di kota malang.
Ternyata setelah pertemuan pertama itu hubungan kami semakin dekat. Tapi yangt terjadi pada perasaanku bukan lagi ingin menjadikan dia sebagai kekasih tapi aku menjadikan dia sebagai sahabat terbaik. Sahabat dimana kami bisa saling berbagi semua hal. Bahkan bukan hanya permaslahan kekasih saja, kami bahkan saling berbagi dalam masalah-masalah yang lain. Kami sudah seperti saudar kandung yang bisa saling curhat tentang hal-hal y7ang terjadi pada diri kami.aku terus berteman dengannya hingga saat ini, kami berbagi semua hala yang terjadi pada kami. Bahkan kami saling bercerta tentang kekasih kami. Itu bisa kami lakukan karena diantara kami memang tidak ada sedikitpun perasaan ingin menjadi kekasih atua ingin bercinta. Tidak pernah sedikitpun dalam pikiranku untuk bercinta dengannya, mungkin itulah yang menjadikan pertemanan kami terjadi dengan sangat dekat. Mungkin bahkan kami tidur seranjang dalam kondisi telanjang tidak akan terjadi apa-apa diantara kami. He...he...he lebay bajay dah.
Untuk konflik diantara kami ya tetap pernah terjadi lah ya. Karena tidak mungkin dua orang manusia yang saling berinteraksi dengan frekuensi tinggi tidak pernah memiliki konflik. Beberapa konflik mungkin cukup sederhana jadi setelah saling menyadari kesalahan masing-masing dan saling minta maaf selesai sudah.
Konflik terbesar diatara kami terjadi ketika aku mengambil keputusan untuk jadi heteroseksual seperti postingan saya yang lebih dulu. Sahabat saya atau mungkin saudar saya benar-benar meyakinkan saya apa keputusan ini sudah saya pikirkan masak-masak atu hanya emosi sesaat saja. Saat itu saya benar-benar bingung dan tetap kekeh dengan keputusan yang sudah saya ambil. Kondisi ini benar-benar menyakitkan karena saat itu posisi saya sedang berpacaran dengan orang kediri. Benar-benar bingung, limbung, sakit, takut, semua perasaan bercampur aduk.
Setelah beberapa lama tetap dengan keputusan itu aku mulai merasakan suatu perasaan tidak nyaman yang besar. Aku merasa sendirian, seolah dunia ini kososng padahal di sekelilingku banyak orang. Hanya sahabatku ini lah yang selalu mencoba menguatkan aku. Dia selalu berkata aku harus kuat bertahan dengan keputusan ayng telah aku buat. Tapi aku sungguh tersiksa. Pernah aku bilang padanya kalau aku ingin kembali seperti dulu lagi. begitu tahi hal ini dia langsung marah terhadapku. Dia marah karena aku tidak konsisten dengan apa yang telah aku putuskan. Keputusanku dulu itu sudah mengorbankan orang yang sangat kusayang yakni kekasihku yang ada di kediri, tapi sekarang aku mau kembali lagi seperti dulu. Seolah pengorbanan kekasihku dulu itu tidak berguna. Aku menyadari betul hal ini. Aku terus berusaha menjelaskan sebanyk-banyknya padanya, tapi kelihatnnya dia tidak mau mengerti. Dia memintaku untuk tetap dengan keputusan menjadi heteroseksual tersebut.
Akhirnya mungkin dia merasa kasihan terhadapaku yang selalu menderita dalam kesendirian, dan dia tahu betul kalau aku sangat sayang dengan mantan kekasihku yang di Kediri dia membolehkanku kembali ke dunia beginian. Tapi tidak serta merta demikian dia mengajukan syarat kalau aku boleh kembali asal dengan kekasihku yang di Kediri itu saja dan tidak dengan orang lain.
Itu sebagian hal yang kualami bersama sahabat dekatku itu. Lebih detail terlalu banyak untuk diceritakan. Selain itu juga aku sudah agak lupa semua hal yang terjadi. Ka...ka...ka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pembaca silahkan kasih komentar buat cerita hidup saya ini. saya sangat mengharapkan komentar pembaca sehingga bisa menjadi bahan pelajaran buat saya. terima kasih.